Di era sekarang, sedikit dari kita menemukan orang yang jujur dalam segi apa pun, baik hal kecil maupun sebaliknya. Kejujuran sangat sulit di temukan, tetapi tak berarti hilang nya orang yang masih memiliki sifat jujur. kejujuran adalah sikap yang baik dan terpuji serta tulus untuk melaksanakan sesuatu yang diamanatkan, baik berupa harta maupun tanggung jawab. Sifat jujur juga dapat diartikan sebagai sifat atau keadaan, ketulusan hati, atau kelurusan hati.
Dan kejujuran juga nilai kehidupan mendasar yang paling penting yang harus diajarkan pada anak sejak ia kecil. Salah satu penelitian mengenai kejujuran di Indonesia adalah eksperimen dompet hilang yang menunjukkan bahwa 35% dompet berisi uang tunai yang dilaporkan dan dikembalikan. Maka dari itu mengajarkan sifat-sifat positive sejak usia dini cenderung lebih mudah di cerna dan dipahami dari pada saat kita mengajar diusianya yang sudah memasuki fase Threenager yang akhir nya akan menjadi sebuah kebiasaan yang buruk atau sulit diubah.
Kejujuran saat usia dini dapat dimulai dari keluarga sehingga tidak ada nya kata bohong dalam keluarga. Beberapa contoh berperilaku jujur:
1. Menepati janji.
2. Mengakui kesalahan yang dibuat.
3. Berkata apa adanya.
4. Mudah mengungkapkan suatu kebenaran.
Tidak hanya itu, kita sebagai calon orang tua juga harus tau bagaimana mencontohkan hal-hal baik untuk anak, kita mempraktekan hal tersebut untuk memberikan pemahaman kepada nya agar si anak tidak bingung untuk mencerna dan melakukan nya.
Dan beberapa hal yang dapat orang tua lakukan untuk memberi contoh adalah :
1. Mengajarkan kedisiplinan anak agar menjadi orang yang teladan dan disiplin.
2. Mengajarkan sifat jujur agar si anak dapat mengakui kesalahan.
3. Memberikan apresiasi dari apa yang sudah si anak lakukan.
4. Mengajarkan sifat tanggung jawab agar si anak dimasa depan dapat bertanggung jawab dengan baik dan benar.
Jadi, dapat di garis bawahi bahwa kurang nya pembelajaran tentang sifat kejujuran di era sekarang sangat lah memprihatinkan. Oleh karena itu, di wajibkan kita sebagai calon orang tua lebih memperhatikan pola mendidik anak agar tumbuh menjadi anak yang bersifat jujur.[]
Penulis :
Naziihah ‘Alya Tsabita Yustina Waled
Qiyadah Robbaniyah, M.Pd.I
PAI-Reguler Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta