Pesantren telah berkembang sebagai lembaga pendidikan yang berbasis Islam memiliki peran penting dalam membentuk generasi yang berakhlak, berilmu, dan berkontribusi dalam masyarakat. Agar dapat terus bertahan dan berkembang, manajemen yang baik, terutama dalam hal pengelolaan SDM dan pembelajaran, menjadi sangat krusial. Dalamhal ini, manajemen pesantren harus mengimbangkan antara tradisi yang kaya dengan pendekatan modern, demi meningkatkan kulitas dalam mendidik santri serta menjaga kualitas pendidikan.
1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia di Pesantren
SDM di pesantren terdiri dari berbagai kalangan, termasuk pengasuh, ustaz/ustazah, karyawan, hingga para santri. Kesuksesan pengelolaan SDM ini sangat mempengaruhi kelancaran proses pendidikan dan operasional pesantren. Ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan SDM di pesantren:
a. Perekrutan dan Pengembangan Ustaz atau Ustazah: Salah satu indikator kunci keberhasilan pesantren terletak pada mutu pengajar. Pesantren harus memiliki proses rekrutmen yang menyeluruh dan terencana untuk memastikan bahwa ustaz/ustazah memenuhi syarat untuk mengajar dan membimbing santri. Disamping itu, meningkatkan kapasitas guru melalui pelatihan, seminar, dan pendidikan lanjutan perlu dilakukan agar mereka dapat berpartisipasi dengan perkembangan zaman, terutama dalam hal teknologi dan metode pembelajaran baru.
b. Pengembangan Kualitas Kepemimpinan: Kepemimpinan pesantren, baik oleh mudir maupun pengelola lainnya, berperan sentral dalam menentukan arah kebijakan dan pengembangan institusi. Mudir harus mampu menjadi contoh bagi santri dan staf, serta memiliki visi yang jelas terhadap perkembangan pesantren. Selain itu, sumber daya manusia perlu dilatih dalam manajemen modern, agar pesantren dapat dikelola secara profesional tanpa kehilangan nilai-nilai tradisionalnya.
c. Kesejahteraan dan Motivasi Tenaga Pendidik dan Karyawan: Kesejahteraan tenaga pendidik dan karyawan merupakan hal penting dalam manajemen SDM. Untuk menjaga motivasi tenaga pendidik dan karyawan, pesantren harus memperhatikan gaji, tunjangan, dan kondisi kerja yang layak. Selain itu, Peningkatan kinerja dan kontribusi mereka juga akan meningkatkan semangat kerja dan loyalitas terhadap lembaga.
2. Manajemen Pendidikan di Pesantren
Pengelolaan ini memerlukan pendekatan yang seimbang antara pendidikan agama yang mendalam dan penguasaan ilmu pengetahuan umum. Berikut ini beberapa strategi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran di pesantren:
a. Kurikulum Integratif: Kurikulum di pesantren biasanya fokus pada pembelajaran agama Islam, seperti tafsir, hadis, fikih, dan bahasa Arab. Namun, pada zaman sekarang ini, penting untuk mengintegrasikan kurikulum yang mencakup ilmu pengetahuan umum, seperti sains, matematika, dan teknologi. Model kurikulum terpadu ini akan memberikan santri kemampuan menyesauikan diri dengan perkembangan global tanpa meninggalkan dasar-dasar keagamaan yang kuat.
b. Metode Pembelajaran yang Aktif dan Inovatif: Lembaga pendidikan harus menerapkan metode pembelajaran interaktif, seperti diskusi kelompok, pembelajaran berbasis proyek, dan teknologi pendidikan. Hal ini akan membuat santri lebih terlibat aktif dalam proses belajar, memeperkuat kemampuan berpikir kritis mereka, serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di tempat kerja modern.
c. Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran: Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Pesantren dapat memanfaatkan medai sosial, platform e-learning, media sosial, dan aplikasi pembelajaran untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Selain itu, dengan adanya teknologi, santri dapat mengakses sumber belajar dari berbagai referensi lokal dan internasional, yang akan memperluas wawasan mereka.
3. Pentingnya Evaluasi dan Pengembangan Berkelanjutan.
Yang terpenting adalah Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan dalam manajemen pesantren. Pengelola pesantren harus mengevaluasi kinerja tenaga pengajar, kepuasan santri, serta efektivitas metode pembelajaran yang diterapkan. Dari hasil evaluasi ini, para pendidik dapat melakukan perbaikan dan inovasi untuk meningkatkan standar pembelajaran.
Selain itu, pesantren juga harus waspada terhadap perubahan dan pengembangan berkelanjutan. Ini bisa dicapai dengan mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan nasional, melakukan benchmarking dengan lembaga pendidikan lainnya, serta melibatkan alumni dan masyarakat dalam pengembangan pesantren.[]
REFRENSI :
Amri, N, K Kusnadi, and A Walian. “Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Pondok Pesantren Tahfidz Dan Dakwah Laa Roiba Serta Perannya Dalam Mewujudkan Santri Yang Unggul.” ULIL ALBAB: Jurnal Ilmiah … 2, no. 6 (2023): 2125–38. https://journal-nusantara.com/index.php/JIM/article/view/1582%0Ahttps://journal-nusantara.com/index.php/JIM/article/download/1582/1361.
Mukhibat. “Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Pondok Pesantren.” Forum Tarbiyah Vol. 10, no. 2 (2021): Hlm. 174-185.
Saefulloh, Ahmad, Fisher Zulkarnaen, and Dewi Sadiah. “Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) Pondok Pesantren” 4, no. September (2019): 403–22. https://doi.org/10.15575/tadbir.
Penulis :
Ainun Mardiyah, mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta
Dosen Pengampu: Qiyadah Rabbaniyah, M.Pd.I.