Harga Pokok Naik Masyarakat “Menjerit”, Harga Pokok Turun Petani “Menangis”. Serba Salah..!!!, Solusinya Apa..???.

Pj Bupati Aceh Tamiang, Asra, tinjau harga bahan pokok dipasar.
Pj Bupati Aceh Tamiang, Asra, tinjau harga bahan pokok dipasar.

NALARPOS.COM, ACEH TAMIANG –  Dunia perdagangan dan ekonomi, tentu tidak akan pernah hilang dari segala problematikanya.

Bila harga bahan pokok melonjak (naik) tentu berdampak “menjeritnya” pengeluaran ekonomi masyarakat. Dan para pedagang, petani serta tengkulak tersenyum semeringah kebanjiran cuan masuk ke sakunya, karena laku mahal hasil komedit yang dijual.

Bacaan Lainnya

Begitu juga sebaliknya, bila harga bahan pokok menurun,  masyarakat (konsumen) merasakan senang dan bahagia, sementara para pedagang, petani serta tengkulak gantian “menjerit” dan terseduh, karena tidak lagi banyak dapat cuan masuk kedalam sakunya.

Akhirnya serba salah…!!!. Terus solusinya apa dari pemerintah daerah…???.

Di Aceh Tamiang, dilaporkan harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan dalam kurun waktu sebulan terakhir. Hal ini diketahui dari hasil peninjauan harga pasar yang dilakukan oleh Pj. Bupati Asra bersama TPID di Pasar Pagi Kualasimpang, Selasa (23/7/24) pagi tadi.

“Hasil pantauan kami, harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan,” kata Pj. Bupati Aceh Tamiang, Drs. Asra yang didampingi Pj. Sekda, Tri Kurnia, dan TPID.

Dikatakan Asra, penurunan harga tersebut diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat. Namun disisi lain dirinya khawatir bila harga bahan pokok turun drastis,  terutama sayuran, tentu akan berdampak buruk bagi petani produsen komoditas tidak mendapat keuntungan.

“Seperti Cabai merah. Pekan lalu harganya masih Rp 30 ribu per kg. Sekarang sudah Rp 25 ribu per kilonya. Bawang merah dari Rp 30 ribu sekarang di posisi Rp 25 ribu per kg. Di satu sisi ini menjaga daya beli. Tapi bila terus turun, kita khawatir petani produsen komoditas ini bisa merugi,” jelas Pj. Bupati Asra.

Dalam peninjauannya terhadap harga barang dipasar tersebut, Pj. Bupati Asra menjelaskan keseimbangan harga dan pasokan komoditas menjadi penting dalam pengendalian inflasi daerah.

Sehingga, lanjut Asra, harga komoditas yang merangkak naik akan menurunkan daya beli masyarakat, sementara bila terlalu rendah akan merugikan petani, yang notabene, pekerjaaan mayoritas dilakoni masyarakat, serta bisa menimbulkan multiplyer effect bagi perekonomian daerah, regional dan nasional.

Namun dari sejumlah harga barang yang ditinjauan itu, harga jual beras secara konsisten masih mengalami kenaikan. Dari data yang dihimpun TPID, harga beras medium pada pemantauan tanggal 29 Juni 2024 tercatat Rp 13.900 per kg. Per hari ini, tanggal 23 Juli, harga naik sebesar Rp 300 menjadi Rp 14.200 per kg.

Sementara, harga komoditas yang mengalami penurunan harga yakni, ayam ras dari semula Rp 25 ribu per kg, hari ini tercatat Rp 21 ribu per kg atau terjadi penurunan Rp. 4 ribu. Selanjutnya, telur ayam ras, dari Rp 28 ribu per kg turun menjadi Rp 25.600 per kg.

Seterusnya, harga cabai rawit mengalami fluktuasi, per tangga 29 Juni sempat mengalami kenaikan dari Rp 30 ribu ke harga Rp 40 ribu per kg, kini turun menjadi Rp 35 ribu per kg. Pada periode pemantauan yang sama, cabai merah dari harga Rp 35 ribu per kg, kini menjadi Rp. 30 ribu per kg.

Kemudian, bawang merah pada periode yang sama mengalami penurunan harga yang konsisten, dari semula Rp 40 ribu per kg, pantauan pagi tadi menjadi Rp 30 ribu per kg. Sementara koleganya, bawang putih mengalami fluktuasi harga. Per tanggal 29 Juni harganya Rp 40 ribu per kg, kemudian merangkak naik menjadi Rp 43 ribu per kg. Per hari ini, harganya turun Rp 35 ribu per kg.

Komoditi Minyak goreng sebagai produk olahan nabati turut mengalami harga yang fluktuatif. Per tanggal 29 Juni, harga jual minyak goreng curah Rp 14.900 per kg. Per tanggal 8 Juli harganya naik Rp 16.200 per kg, tanggal 15 Juli turun menjadi Rp 15.800, dan hari ini di harga Rp 15.300 per kg.

Sementara itu, harga gula pasir, tepung terigu, dan daging sapi menunjukkan grafik stabil pada periode yang sama, yakni masing-masing seharga Rp. 17 ribu per kg, Rp 11 ribu per kg dan Rp 130 ribu per kg. (Zukarnain).

 

Pos terkait