NALARPOS.COM, ACEH TAMIANG – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Aceh Tamiang, menyelenggarakan dialog Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan (PPWK) bagi tenaga pendidik Pondok Pesantren/Dayah, di Kantor Bakesbangpol setempat, Rabu (3/7/24).
Dialog tersebut mengusung tema “Membangun Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Nasionalisme Bagi Tenaga Pendidik”, dengan menghadirkan sejumlah narasumber lintas sektor, serta dihadiri 20 peserta didik dari Pondok Pesantren/Dayah di Aceh Tamiang.
Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Tamiang, Drs. Tri Kurnia saat membuka acara itu sangat mengapresiasi dan mendukung digelarnya dialog tersebut, agar tenaga pendidik dapat mengintegrasikan nilai – nilai kearifan lokal dalam proses pembelajaran disekolah maupun pesantren, sehingga eksistensi budaya lokal tetap menjadi kukuh.
“Kearifan lokal selama ini merupakan budaya yang diwariskan indatu (nenek moyang). Namun banyak juga kearifan lokal yang bisa dikembangkan dipendidikan,” ujar Tri Kurnia.
Dikesempatan itu, Tri Kurnia juga menyampaikan bahwa anak didik ibarat lembaran kertas kosong putih bersih yang harus digoreskan (catatan), sehingga goresan pada kertas putih tersebut mempunyai makna dan arti saat menyerap pengetahuan yang diberikan oleh para anak didik tersebut.
“Siapa yang bisa melakukan terhadap anak didik itu?. Kan hanya guru lah yang bisa membawa arah dan tujuan para anak didik sebagai generasi kedepan lebih baik dalam membangun negeri ini,” terang Tri Kurnia.
Selain itu, lanjut Tri Kurnia, lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam mempertahankan dan melestarikan budaya sesuai dengan potensi dan kearifan lokal setiap wilayahnya masing – masing.
Kemudian, sambung Tri Kurnia, perlu mendapat perhatian di era globalisasi saat ini, yakni mengenai masalah identitas kebangsaan. Derasnya arus globalisasi dikhawatirkan akan berdampak pada terkikisnya rasa kecintaan terhadap budaya lokal.
“Dahulu, kita saling menjaga dan menasehati anak kita maupun anak tetangga, begitu pula sebaliknya. Namun yang terjadi saat ini, ketika kita menasehati anak tetangga, malah kita yang dinilai terlalu mengurusi hidup orang lain,” kata Tri Kurnia memberi contoh perbedaan zaman sekarang dengan zaman Dahulu, sembari menambahkan bahwa kearifan lokal harus menjadi kontrol sosial yang kini mulai menghilang, sehingga menyebabkan kejahatan merajalela.
Mengakhiri sambuatnya, Tri Kurnia berharap agar para pendidik dapat mengintegrasi nilai – nilai kearifan lokal kepada anak didik saat mengenyam pendidikan, dan menanamkan nasionalisme disekolah maupun pesantren,
“Nilai – nilai kearifan lokal yang ada disekitar sekolah dapat dimanfaatkan saat memberi pelanjaran kepada anak didik,” ujar Tri Kurnia mengakhiri.
Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Aceh Tamiang, Agusliayana Devita diacara tersebut mengatakan digelarnya dialong tersebut bertujuan untuk menguatkan para pendidik dalam menanamkan nilai – nilai nasionalisme kepada peserta didik.
“Kami ingin, melalui para tenaga pendidik yang ada di Pesantren maupun Dayah dapat menanamkan nilai – nilai Pancasila dan nilai Kebangsaan pada para santri dalam kehidupan sehari – hari,” ujar Agusliayana Devita.
Acara dialog tersebut turut menghadirkan naras sumber dari Kodim 0117/Aceh Tamiang, Kapten Inf. M. Lumban Raja, dengan menyampaikan materi “Membangun Karakter Bangsa Dalam Menjaga NKRI”. (Murtala).
Teks Foto :
Pj. Sekda Aceh Tamiang, Drs. Tri Kurnia memberikan kata sambutan saat membuka acara dialog PPWK di Kantor Bakesbangpol setempat, Rabu, (3/7/2024). (foto/ist).